TPM (Total Productive Maintenance) adalah suatu sistem manajemen yang berfokus pada pemeliharaan peralatan dan mesin secara proaktif untuk memaksimalkan efisiensi dan produktivitas. Tujuan utama TPM adalah menghilangkan semua jenis kerugian yang terkait dengan peralatan, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan, kinerja, dan kualitas peralatan.
Ketika kita berbicara tentang perusahaan transportasi, penerapan TPM memiliki arti yang sangat strategis. Setiap kendaraan adalah aset yang berharga dan harus dijaga agar tetap beroperasi secara optimal. Dengan menerapkan prinsip-prinsip TPM, perusahaan dapat meningkatkan ketersediaan kendaraan, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan penumpang.
Pendekatan TPM (Total Productive Maintenance) adalah pilihan yang sangat tepat untuk menjadi dasar pengembangan modul-modul dalam sistem manajemen pemeliharaan kendaraan atau Fleet Management System (FMS) Anda.
Bagaimana Prinsip TPM Diterapkan dalam MMS/FMS?
Beberapa pengembangan konsep TPM, bisa diterpakan dengan implementasi Maintanance Management System dan Fleet Management system. Prinsip-prinsip yang ada di TPM yang akan diterapkan antara lain :
- Autonomous Maintenance:
- Pengemudi sebagai Pemelihara Pertama: Pengemudi dilatih untuk melakukan pemeriksaan sederhana pada kendaraan sebelum dan sesudah perjalanan, seperti memeriksa tekanan ban, tingkat oli, dan kondisi lampu.
- Laporan Kondisi Kendaraan: Pengemudi diminta untuk melaporkan setiap anomali atau kerusakan yang ditemukan pada kendaraan melalui aplikasi MMS. Laporan ini akan menjadi input penting untuk perencanaan pemeliharaan.
- Planned Maintenance:
- Jadwal Pemeliharaan Berkala: Sistem MMS akan secara otomatis membuat jadwal pemeliharaan preventif berdasarkan data penggunaan kendaraan (jarak tempuh, jam penggunaan) dan rekomendasi pabrikan.
- Pengingat: Sistem akan mengirimkan notifikasi kepada teknisi atau bengkel terkait jadwal pemeliharaan yang akan datang.
- Focused Improvement:
- Analisis Kerusakan: Data kerusakan kendaraan akan dianalisis untuk mengidentifikasi pola kerusakan yang sering terjadi.
- Peningkatan Desain Perawatan: Hasil analisis digunakan untuk memperbaiki prosedur perawatan, memilih suku cadang yang lebih baik, atau bahkan memodifikasi desain kendaraan untuk mengurangi risiko kerusakan.
- Quality Maintenance:
- Standarisasi Prosedur: Semua prosedur perawatan dan perbaikan harus mengikuti standar yang telah ditetapkan.
- Kontrol Kualitas: Hasil pekerjaan teknisi akan diperiksa untuk memastikan kualitasnya.
- Education and Training:
- Pelatihan Teknisi: Teknisi diberikan pelatihan secara berkala untuk meningkatkan keterampilan mereka dalam melakukan perawatan dan perbaikan.
- Pelatihan Pengemudi: Pengemudi juga perlu dilatih untuk mengenali tanda-tanda kerusakan awal pada kendaraan.
- Early Management:
- Pemantauan Kondisi Kendaraan: Sistem MMS atau fleet management system dilengkapi dengan fitur pemantauan kondisi kendaraan secara real-time, seperti suhu mesin, tekanan oli, dan vibrasi.
- Deteksi Dini: Sistem akan memberikan peringatan dini jika terjadi anomali pada kondisi kendaraan.
- Total Productive Management:
- Integrasi dengan Sistem Lain: Sistem MMS diintegrasikan dengan sistem manajemen transportasi lainnya, seperti sistem GPS, sistem bahan bakar, dan sistem manajemen gudang.
- Pengambilan Keputusan: Data yang diperoleh dari berbagai sistem digunakan untuk pengambilan keputusan strategis, seperti pengadaan suku cadang, perencanaan rute, dan penjadwalan pemeliharaan.
- Safety, Health, and Environment:
- Keamanan Kerja: Sistem MMS akan memastikan bahwa semua prosedur perawatan dilakukan dengan aman dan sesuai dengan peraturan keselamatan.
- Lingkungan: Sistem juga akan membantu mengurangi dampak lingkungan dengan mengelola limbah secara bertanggung jawab.
Manfaat Penerapan TPM dalam MMS/Fleet Management System Perusahaan Transportasi:
- Peningkatan Ketersediaan Kendaraan: Dengan meminimalkan downtime, kendaraan dapat beroperasi lebih lama dan lebih efisien.
- Pengurangan Biaya Operasional: Biaya perawatan dan perbaikan dapat ditekan dengan melakukan pemeliharaan secara preventif dan menghindari kerusakan yang tidak terduga.
- Peningkatan Keamanan: Kendaraan yang terawat dengan baik akan lebih aman untuk dioperasikan.
- Peningkatan Kenyamanan Penumpang: Kendaraan yang dalam kondisi baik akan memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi penumpang.
- Peningkatan Umur Pakai Kendaraan: Dengan perawatan yang tepat, umur pakai kendaraan dapat diperpanjang.
Modul-Modul Tambahan yang Relevan:
- Modul Manajemen Inventori Suku Cadang: Untuk memastikan ketersediaan suku cadang yang dibutuhkan.
- Modul Pengadaan: Untuk mengelola proses pengadaan suku cadang secara efisien.
- Modul Analisis Biaya: Untuk menganalisis biaya perawatan dan perbaikan.
- Modul Pelaporan: Untuk menghasilkan laporan kinerja kendaraan dan pemeliharaan.
Bagaimana TPM Mengurangi Pemborosan Biaya?
Konsep TPM yang akan membantu manajemen dalam melakukan improvisasi untuk mengurangi pemborosan Biaya, antara lain :
- Pemeliharaan Preventif: Dengan melakukan pemeliharaan secara berkala sesuai jadwal, kerusakan besar dapat dicegah. Hal ini menghindari biaya perbaikan yang mahal dan downtime yang berkepanjangan.
- Optimalisasi Penggunaan Suku Cadang: Analisis data kerusakan dapat membantu mengidentifikasi suku cadang yang sering diganti. Dengan demikian, perusahaan dapat melakukan pembelian dalam jumlah yang optimal dan menghindari kelebihan stok.
- Pengurangan Waktu Henti (idle time): Dengan meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, produktivitas kendaraan dapat meningkat.
- Penghematan Energi: TPM mendorong penggunaan energi yang efisien, seperti dengan mengoptimalkan pengaturan mesin dan menggunakan pelumas yang tepat.
Bagaimana TPM Meningkatkan Efektivitas Kontrol Audit?
- Data yang Akurat dan Terpercaya: Sistem MMS yang berbasis TPM menghasilkan data yang akurat mengenai kondisi kendaraan, jadwal pemeliharaan, dan biaya operasional. Data ini sangat berguna untuk audit internal dan eksternal.
- Visibilitas yang Tinggi: Semua aktivitas pemeliharaan dan perbaikan tercatat dalam sistem, sehingga auditor dapat dengan mudah melacak dan memverifikasi setiap transaksi.
- Kepatuhan terhadap Standar: TPM mendorong perusahaan untuk mengikuti standar industri yang berlaku, sehingga memudahkan dalam memenuhi persyaratan audit.
Modul-Modul Tambahan untuk Mendukung Efektivitas Biaya dan Kontrol Audit:
- Modul Analisis Biaya: Modul ini akan memberikan gambaran yang jelas mengenai biaya operasional kendaraan, termasuk biaya bahan bakar, biaya perawatan, dan biaya perbaikan.
- Modul Pelaporan Keuangan: Modul ini akan menghasilkan laporan keuangan yang terkait dengan armada kendaraan, seperti laporan laba rugi dan laporan arus kas.
- Modul Audit Trail: Modul ini akan mencatat semua perubahan data dalam sistem, sehingga dapat digunakan untuk melacak aktivitas pengguna dan mendeteksi kesalahan.
Metrik Kinerja untuk Mengukur Efektivitas Penerapan Total Productive Maintenance
Metrik kinerja yang tepat akan membantu kita memahami sejauh mana TPM memberikan dampak positif pada operasi perusahaan. Berikut adalah beberapa metrik yang relevan:
Metrik Ketersediaan Peralatan:
- Overall Equipment Effectiveness (OEE): Ini adalah metrik yang paling umum digunakan untuk mengukur efisiensi peralatan. OEE memperhitungkan ketersediaan, kinerja, dan kualitas produk.
- Mean Time Between Failures (MTBF): Menunjukkan rata-rata waktu antara dua kegagalan mesin. Semakin tinggi MTBF, semakin baik kinerja mesin.
- Mean Time to Repair (MTTR): Menunjukkan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk memperbaiki mesin setelah terjadi kerusakan. Semakin rendah MTTR, semakin cepat masalah dapat diselesaikan.
Metrik Kualitas:
- Persentase Produk Cacat: Mengukur jumlah produk atau layanan yang tidak memenuhi standar kualitas.
- Cost of Poor Quality (COPQ): Menghitung total biaya yang terkait dengan kualitas yang buruk, termasuk biaya perbaikan, biaya garansi, dan biaya kehilangan pelanggan.
Metrik Produktivitas:
- Output per Unit Waktu: Mengukur jumlah output yang dihasilkan dalam periode waktu tertentu.
- Efisiensi Bahan Baku: Mengukur efisiensi penggunaan bahan baku.
- Produktivitas Tenaga Kerja: Mengukur output yang dihasilkan per pekerja.
Metrik Biaya:
- Total Biaya Pemeliharaan: Mengukur total biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan.
- Biaya Perbaikan: Mengukur biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan.
- Biaya Downtime: Menghitung kerugian finansial akibat waktu henti mesin.
Metrik Lainnya:
- Kepuasan Pelanggan: Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan.
- Keselamatan Kerja: Mengukur tingkat kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
- Lingkungan: Mengukur dampak lingkungan dari operasi perusahaan.
Contoh Dashboard Kinerja TPM :
Bagaimana Memilih Metrik yang Tepat?
Pemilihan metrik kinerja harus disesuaikan dengan tujuan spesifik perusahaan dan kondisi operasional. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan meliputi:
- Tujuan TPM: Apakah fokusnya pada peningkatan efisiensi, kualitas, atau keselamatan?
- Jenis Peralatan: Jenis peralatan yang digunakan akan mempengaruhi metrik yang relevan.
- Ukuran Perusahaan: Perusahaan yang lebih besar mungkin membutuhkan metrik yang lebih kompleks.
- Sumber Daya: Ketersediaan data dan sistem informasi akan mempengaruhi jenis metrik yang dapat diukur.
Menggunakan Metrik untuk Meningkatkan Kinerja TPM
Metrik kinerja tidak hanya digunakan untuk mengukur hasil, tetapi juga sebagai alat untuk mengidentifikasi area yang perlu perbaikan. Dengan memantau metrik Total Productive Maintenance menggunakan fleet management system secara berkala, perusahaan dapat:
- Mengidentifikasi Masalah: Metrik yang menurun dapat mengindikasikan adanya masalah yang perlu segera diatasi.
- Mengukur Efektivitas Tindakan Perbaikan: Perubahan pada metrik dapat menunjukkan efektivitas tindakan perbaikan yang telah dilakukan.
- Menetapkan Target: Metrik dapat digunakan untuk menetapkan target kinerja yang realistis dan terukur.
Kesimpulan
Penerapan TPM dalam MMS/FMS perusahaan transportasi adalah investasi yang sangat menguntungkan. Dengan sistem yang terintegrasi dan didukung oleh data yang akurat, perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja armada kendaraan, meningkatkan efisiensi operasional, dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Jika ingin mengetahui lebih lanjut terkait sistem MMS yang lebih teritengrasi, silahkan kunjungi SOLOG.id.